Berfikir Deduktif
Deduksi berasal dari bahasa Inggris
deduction yang berarti penarikan kesimpulan
dari keadaan-keadaan yang umum,
menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap
atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan
pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Jenis-Jenis Penalaran secara deduktif:
· Silogisme Kategorial
Silogisme
yang terjadi dari tiga proposisi.
·
Premis
Umum : Premis Mayor (My)
·
Premis
Khusus : Premis Minor (Mn)
·
Premis Simpulan : Premis Kesimpulan
(K)
Dalam
simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan
predikat simpulan disebut term minor.
Aturan
umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
1.
Silogisme harus terdiri atas tiga
term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
2.
Silogisme terdiri atas tiga
proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3.
Dua premis yang negatif tidak dapat
menghasilkan simpulan.
4.
Bila salah satu premisnya negatif,
simpulan pasti negatif.
5.
Dari premis yang postif, akan
dihasilkan simpulan yang positif
6.
Dari dua premis yang khusus tidak
dapat ditarik satu simpulan.
7.
Bila premisnya khusus, simpulan akan
bersifat khusus.
8.
Dari premis mayor khusus dan premis
mayor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh
silogisme Kategorial :
1.
My : Semua pekerja di Sharp
adalah lulusan S1.
2.
Mn : Novry adalah pekerja.
3.
K : Novry
lulusan S1.
4.
My : Tidak ada manusia yang
sempurna.
5.
Mn : Novry adalah manusia.
6.
K : Novry
tidak sempurna.
7.
My : Semua pekerja memiliki
keahlian.
8.
Mn : Novry tidak memiliki
keahlian.
9.
K : Novry
bukan pekerja.
·
Silogisme Hipotesis
Silogisme
Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Konditional hipotesis
yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan
konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak
berarti konsekuen.
Contoh :
1.
My : Jika tidak ada makanan,
manusia akan kelaparan.
2.
Mn : Makanan tidak ada.
3.
K : Jadi,
manusia akan kelaparan.
4.
My : Jika tidak ada matahari,
tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
5.
Mn : Tumbuhan tidak akan
berfotosintesis.
6.
K : Tumbuhan
tidak dapat matahari.
·
Silogisme
Alternatif
Silogisme Alternatif
: Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi Alternatif yaitu
bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, simpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contoh :
1.
My : Supplier Sharp berada di
Bandung atau Sukabumi.
2.
Mn : Supplier Sharp berada di
Bandung.
3.
K : Jadi,
Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi.
·
Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh
Entimen :
1.
Dia menerima ciuman pertama kali
karena dia telah berpacaran.
2.
Anda telah menerima ciuman saat
berpacaran, karena itu anda berciuman.
Refrensi dari :
- sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/…/slide+penalaran.ppt
- http://novrygunawan.wordpress.com/2010/02/24/pengertian-penalaran-deduktif/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Silogisme
- https://getnewidea.wordpress.com/2014/10/18/penalaran-deduktif-silogisme-kategorial-hipotesis-alternatif-dan-entimem/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar