TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
Jawablah Pertanyaan
Dibawah ini :
1. Jelaskan
pengertian dan latar belakang perlunya Ilmu Budaya Dasar bagi Mahasiswa !
2. Jelaskan
tujuan dan manfaat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar !
3. Jelaskan
hakikat manusia !
3. Jelaskan
pengertian kebudayaan !
5. Jelaskan
unsur-unsur kebudayaan dan wujud kebudayaan !
6. Jelaskan
kaitan manusia dengan kebudayaan !
JAWAB :
1. Ilmu
Budaya dasar adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep -konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah - masalah
manusia dan kebudayaan, itulah yang melatar belakangi di berikannya mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar terhadap mahasiswa psikologi, yang di harapkan kelak mereka
dapat memahami dan memecahkan masalah - masalah manusia sebagaimana tugas
seorang psikolog.
2.
Manfaat :
·
Minat dan
kebiasaan yang menyelidiki apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya maupun di
luar lingkungannya,
·
Adanya
kesadaran akan nilai yang dianut serta bagaimana menghubunkan nilai-nilai yang
dianut dalam kehidupan sehari-hari.
·
Kerelaan
memikrrkan kembali dengan nilai-nilai terbuka yang dianutnya untuk apakah dia
secara berdiri sebdiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya
sendiri.
·
Keberanian
moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat
diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan menolak nilai-nilai yang tidak
dapat dibenarkan.
Tujuan :
·
Agar
mahasiswa lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaandan budaya serta
lebih bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.
·
Menyadarkan mahasiswa
terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta
simpati terhadap nilai-nilai lain yang hidup pada masyarakat.
·
Mengembangkan
daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan daya kebudayaan.
·
Mendukung
dan mengembangkan kebudayaan dengan sendiri dengan kreatif
·
Tidak
terjerumus kepada sifat kedaerahan dan pengkotakan displin ilmu
·
Agar mampu
memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun
·
Agar dapat
memenuhi tuntutan dari Tri Darma Perguruan Tinggi, khususnya Darma Pendidikan.
3.
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah
diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan
suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan
dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk
lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang
diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya
penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan
karunia dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada
di langit dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah
menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga
telah menundukkan bagi kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah
telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas
kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang
telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta
derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu
sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan
berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah
merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang
dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia
tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh
dilewati.
Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di
dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup
lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan,
istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya,
merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk
memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,
4. Menurut Koentjaraningrat (2000:181)
kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta
”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”.
Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa
cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan
rasa itu.
Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya
banyak sarjana yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya
merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang berati daya dari budi. Namun,
pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan,
tidak ada perbedaan dari definsi.
Jadi, kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut
Koentjaraningrat merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik
diri manusia dengan belajar.”
Lalu, dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa
kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam
bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi,
melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan. (Abdullah,
2006:1)
Lebih sepesifik lagi, E. B Taylor, dalam bukunya
“Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.” (Setiadi, 2007:27)
Dari berbagai definisi diatas, maka di tarik
kesimpulan bahwa kebudayaan atau budaya merupakan sebuah sistem, dimana sistem
itu terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal
ini berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang
dinamis dan dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun
sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat.
5. Unsur-unsur
kebudayaan :
Menurut para ahli ada 7 unsur
kebudayaan yang mendasar :
·
Unsur religi, yaitu :
ü Kepercayaan
ü Agama(religion)
ü Upacara
Agama/Ritual agama
·
Sistem kemasyarakatan, yaitu :
ü Persaudaraan
ü Perkumpulan/Musyawarah
ü Pergaulan
ü Keorganisasian
·
Sistem peralatan, yaitu :
ü Sandang
ü Pangan
ü Papan
ü Alat
komunikasi
ü Alat
Transportasi
ü Alat
pertahanan
·
Sistem mata pencaharian hidup, yaitu :
ü Pertanian
ü Perikanan
ü Berburu
ü Peternakan
ü Perdagangan
ü Pertukaran
barang(Barter)
·
Sistem bahasa, yaitu :
ü Lisan
(secara langsung)
ü Tulisan
(secara tidak langsung)
·
Sistem pengetahuan, yaitu :
ü Teknologi
ü Perilaku
antar manusia(komunikasi)
ü Bilangan
ü Alam(nature)
ü Sosial
·
Seni, yaitu :
ü Sastra
ü Lukis
ü Pahat/pematungan
ü Musik
ü Tarian
Wujud Kebudayaan :
Prof. Dr. Koentjoroningrat menguaikan
tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
v Wujud kebudayaan sebagai kompleks
dari ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
v Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
v Wujud kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karya manusia.
Wujud pertama adalah wujud ideal
kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya dalam
alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan dalam
arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan
manusia ini banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada
masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling
berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem budaya atau cultural, yang dalam
bahasa Indonesia disebut adat istiadat.
Wujud kedua adalah yang disebut
sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai tindakan berpola manusia
itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola
tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto
dan didokumentir.
Wujud ketiga adalah yang disebut
kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam
masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto
dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan
adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan,
tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik.
Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin
menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola
berpikir dan berbuatnya.
6. Secara sederhana hubungan antara
manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan
kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana
itu hubungan keduanya ?
Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dart sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
Ø Ekstemalisasi, yaitu proses dimana
manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui
ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
Ø Obyektivasi, yaitu proses dimana
masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari
manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala
pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
Ø Intemalisasi, yaitu proses dimana
masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari
kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga
manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar